Rabu, 14 April 2010

perempuan yang memeluk kaktus

Aku pernah melihat seorang perempuan, seorang perempuan dengan kemampuan yang luar biasa, seorang perempuan dengan keinginan yang kuat, seorang perempuan yang sedang mengejar mimpi. Seorang perempuan bernama Giana. Dia dibesarkan oleh keluarga yang sempurna, dimasa sekolahnya dia adalah anak terpandai di kelasnya. Dimasa remajanya Giana tumbuh sebagai gadis yang tidak hanya pandai dalam pelajaran sekolahnya tapi seorang gadis periang yang pandai bergaul. Lulus SMA Giana masuk perguruan tinggi favorit dan jurusan yang paling diimpikannya. Siapapun pasti mau bertukar nasib dengan Giana.
Lulus kuliah Giana bekerja di sebuah persahaan besar bertaraf internasional dengan gaji dolar. Semua mengira bahwa mimpi Giana telah tercapai. Tapi tidak menurut Giana, mimipinya satupun belum tercapai. Mimpi seorang perempuan dengan segala kepandaiannya dan kesempurnaan yang ia miliki. Setiap perempuan selalu berpikir apa yang dicari oleh giana, seorang poerempuan cantik dari keluarga yang terpandang, mempunyai pekerjaan yang baik. Semua berpikir bahwa Giana adalah perempuan yang sempurna.
Ketika aku bertemu Giana, Giana sedang menjalankan sebuah misi untuk mencapai mimpi-mipinya. Aku bertemu Giana yang sedang mengejar mimpinya, mimpi mencari bahagia dan dikenang sepanjang masa. “Setiap manusia pasti ingin bahagia mbak” kataku waktu itu pada Giana. “semua orang pasti ingin bahagia, tapi apakah adik pernah berpikir untuk dikenag sepanjang masa?”. Kata-kata itu membuat aku berpikir tentang hidupku, untuk siapa hidupku sebenarnya?? Dan apakah aku akan menjadi manusia yang akan dikenang nantinya.
Saat aku bertemu dengan Giana, Giana sedang mengejar mimpi seorang perempuan. Mimpi seorang perempuan yang ingin dikenang setelah ia meninggal. Keinginannya menjadi manusia yang ingin dikenang membuat ia lupa bahwa dia adalah seorang wanita. Seorang wanita yang hidup untuk anak-anak dan keluarganya. Dia tak ingin berkeluarga karena dia menganggap perempuan akan menjadi nomor dua ketika dia berada dalam susunan kekeluargaan.
Aku bertemu dengan Giana saat dia dalam puncak kariernya, mempunyai perusahaan sendiri yang telah berkembang pesat. Perusahaan yang bergerak pada bidang yang sangat diingikan oleh para perempuan. Aku yakin setiap perempuan pasti iri akan nasib Giana. Tapi apakah mereka tahu bahwa Giana yang mereka anggap sempurna adalah sesosok manusia yang kurang bahagia. Ketika aku bertemu lagi dengan Giana aku bertanya” sudah ketemu dengan mimpinya, mbak?” Giana hanya menjawab ”sekarang aku merasa akan dikenang sebagai perempuan yang hebat tapi aku merasa aku tidak pernah bahagia”
Aku bertemu lagi dengan Giana ketika itu Giana berusia 40 tahun aku bertanya ”Gimana mbak anaknya sudah berapa?” kataku lugu. Aku melihat raut mukanya yang kusut, dari raut wajahnya aku tahu bahwa selama ini dia tetap menjunjung tinggi prinsipnya yang tak mau menjadi nomor dua. Karena prinsip kuatnya itulah Giana tak menyadari bahwa bahaya telah mengintai bagian yang paling penting bagi perempuan. Setelah bertemu dengan Giana waktu itu aku kembali banyak berdiskusi dengan Giana. Aku baru tahu ketika dia bercerita bahwa rahim yang seharusnya dihuni oleh bayi yang lucu itu menjadi tempat bersarangnya tumor ganas, karena tak pernah ada bayi di dalamnya, kini rahim itu dihuni oleh tumor ganas itu diagnose dokter. Tumor yang bersarang di rahimnya membuat tubuhnya menjadi kurus dan wajah cantiknya menjadi lesu menahan rasa sakit. Aku selalu ingat apa yang diucapkan Giana saat itu ”Nay, perempuan itu sekeras apapun kamu bertahan, sekeras apapun kamu mencoba berdiri sendiri, dan sekuat apapun kamu, kamu tetaplah perempuan yang butuh orang lain untuk berbagi, yang butuh punggung untuk bersandar ketika lelah. Aku baru menyadarinya ketika waktu ku hampir habis sekarang, aku menyadari ketika kewanitaanku telah tak berguna lagi, aku selalu merasa bahwa perempuan hebat adalah perempuan mandiri yang tidak bergantung pada siapapun. Tapi sekarang aku tahu semua itu adalah sebuah kesalahan dalam alam pikirku. Perempuan hebat adalah perempuan yang menjalani kodratnya sebagai perempuan.” Aku hanya mendengarkan tanpa memberikan komentar. Kemudian Giana melanjutkan “Nay, kamu tahu apa yang menjadikan seorang perempuan menjadi perempuan seutuhnya? Perempuan akan menjadi perempuan jika kewanitaannya dapat dibuktikan. Dan sekarang aku bukanlah perempuan, aku hanya jasad tanpa ada yang harus dibanggakan” dan saat itu aku menyadari bahwa perempuan adalah wanita, wanita yang kapan tahu menjadi perempuan dan harus kembali menjadi wanita, karena sekeras apapun perempuan menghindar ia akan tetap kalah karena dia adalah wanita.
Dan sekarang aku melihat banyak Giana-Giana bermunculan. Aku menyebutnya perempuan pemeluk kaktus, perempuan yang sedang mengejar mimpinya dan lupa bahwa dia adalah wanita. Aku ingat kata Giana saat akan meninggal “Nay, jika ada yang ingin menulis kisahku biarkan yang tertulis adalah setiap kesalahan yang telah kulakukan, karena aku akan selalu menjadi tanda pengingat bagi para perempuan yang lupa jika dia adalah wanita, aku ingin dikenang sebagai orang yang tahu akan kesalahan yang diperbuat, aku ingin dikenang sebagai perempuan pemeluk kaktus yang sadar bahwa akan sangat sakit jika aku terus memeluknya”. Dan sekarang aku menulisnya, aku menulisnya agar semua yang membaca tulisan ini tahu bahwa perempuan tetaplah akan menjadi wanita.

manusia besar

Manusia besar, bisakah menjadi manusia besar??? Manusia besar yang memiliki bayang-bayang kebesar melebihi dirinya sendiri, menjadi manusia besar butuh konsistensi dan butuh pembuktian untuk itu. Manusia besar yang kata-katanya adalah tujuan bagi orang lain, yang tak hanya dapat merubah jalan satu orang tapi mempengaruhi jalan pikir sebuah bangsa pada satu generasi atau bahkan lebih. Manusia besar tak butuh kekuatan super untuk jadi semua itu, manusia besar hanya perlu berpikir bukan untuk dirinya semata bukan juga untuk keluarganya, juga bukan untuk jamannya. Tapi manusia besar adalah manusia yang berpikir untu generasi jauh kedepan, manusia besar adalah orang-orang yang berhasil keluar dari peradapan dijamannya dan masuk ke peradapan jauh kedepan yang akan dilalui oleh generasi yang akan datang.
Manusia besar adalah manusia yang memberikan inspirasi bagi orang lain, manusia yang bukan sebagai pelaksana sebuah perubahan tapi pengagas perubahan, pelaksananya adalah orang yang terpengaruh oleh ide yang dia keluarkan, dan manusia besar adalah manusia yang dikenal oleh seluruh dunia namanya akan tercatat di dalam sejarah perdapan manusia sebagai seorang pemikir dan penyumbang ide perbahan bagi peradapan, tahukah bahwa sejarah adalah catatan hidup dari manusia besar, sejarah adalah buku harian dari manusia besar yang diwariskan pada generasi setelah dia, dia berharap jika generasi setelahnya menjadikan buku itu sebagai inspirasi untuk memperbaki pemikirannya tapi apa daya jika generasi setelahnya menajdikan pemikiranya adalah segalanya dan tak mau mengembangka pemikiran itu.
Manusia besar mungkin hanya lahir hanya beberapa dalam jamanya, tapi tidakkah berfikir setiap orang dapat menyumbangkan pemikirannya pada perdapan ini, jika tidak ada yang dapat ia lakukan untuk apa dia hidup. jika dia hidupnya digunakan untuk dirinya sendiri, siapa yang akan mengingatnya apa hanya nisan yang bertuliskan namanya sebagai pertanda jika ia pernah tinggal dan hidup di muka bumi ini, tanpa meningalkan sesuatu untuk diwarisan pada generasi penerusnya, kemudian jika ditanya apakah yang telah kamu lakukan untuk orang lain dalam hidupmu, apa yang akan diajwab jika hidupnya hanya untuk dirinya sendiri, dan ingatlah jika manusia besar tak akan mati untuk selamanya walaupun jasadnya telah habis dimakan cacing tapi ia akan hidup dihati orang lain, ia akan hidup jika ada orang yang menyebutkan namanya di masa yang jauh setelah dia meninggal, apakah diantara kita tak ingin hidup untuk selamanya????

sebuah pelajaran baru

Pribadi Manusia dapat dilihat dari apa yang dikatakan setiap harinya. Orientasi hidup setiap orang berbeda, melihat perilaku orang lain melihat orientasi hidup seseorang membut aku mengigat seseorang. Seorang yang harusnya dewasa aku sangat menghormatinya seharusnya tapi itu entah kenapa aku harus hilang rasa hormatku. Bukan hanya rasa hormat tapi untuk mendengaran kata-katanya saja aku mersa tak sanggup karena semuanya menurutku akan salah. Mengapa harus rerjadi sekarang aku baru tahu siapa au. Ketika aku tak menyukai sesuatu aku aan malas dengan itu siapapun apapun itu bentuknya. Keterbukaan membutaku merasa bahwa semua harus menjadi benar entah itu akan menyakitkan aku atau orang lain.
Hari ini aku melihat manusia yang sangat berorientasi pada hidup dunianya. Aku menilainya dia hanya memikirkan bahagianya tak pernah berpikir untuk orang lain selain dia dan keluarganya. Berpikir dunianya hanya akan bahagia jika ada uang dan manusia satu yang disayang. Aku merasa bahwa dunianya hanya dia dan mausia yang disayang. Akupun berpikir apa yang ada dalam alam pikirnya hanya dunia yang penuh dengan uang ataukah dunia yang penuh dengan orang lain unuk berbagi dengan manusia lain yang tak sedunia dengannya. Tapi aku hanya berharap dia berhenti dan berpikir bahwa dunianya tak hanya itu. Kamu butuh orang lain untuk terus dianggap ada di dunia.
Pada hari ini pula aku melihat manusia yang hanya berpikir uang kemudian mengeluh. Terkadang aku berpikir apakah dia tak tahu apa yang dilakukan?. Dia berpikir dia benar dan hebat , dia yang pikirannya tak pernah keluar kealam pemikiran lain. Apakah pendidikan mempengaruhi??? Ku rasa tidak pendidikan tak mempengaruhi apapun. Aku berpikir hanya orang dengan pemikiran terbukalah yag memiliki pemikiran yang matang. Mau belajar dari keadaan orang lain bukan hanya dirinya yang hidup di dunia ini ada orang lain disekitarmu yang mempunyai banyak pelajaran yang harusnya kamu jadikan makanan seharimu. Tapi apakah makanan yang harusnya dimakan seharinya tak pernah masuk dalam lambung otaknya. Dia hanya melihat dan mencibir bahwa itu salah tanpa tahu apa yang akan diperbuat.
Aku melihat ada seseorang yang menganggap dirinya benar dan menyalahkan orang lain bahwa tak seharusnya dia melakuan apa yang diperbuat. Dan aku melihat ini pada dua orang yang saling menyayangi.
Aku selalu bersyukur ketika aku melihat semua orang yang ku sayangi tak punya pemikiran yang mengelikan. Aku berharap semua orang yang membaca tuliasan ini tak mempunyai pemikiran mengelikan bahwa hidup hanya berputar pada dunianya sendiri, tapi ada dunia lain yang harus dijelajahi walaupun hanya sekedar berhenti dan mengambil sedikit pelajaran dari hidup orang lain.